Adalah seorang aktris pendatang baru yang amat berambisi untuk menjadi bintang tenar. Namanya Lee Hee.
Suatu malam, selepas ia pulang dari syuting untuk film terbarunya, Lee Hee mendapati ponselnya berdering pertanda ada sebuah pesan baru saja masuk. Terlihat sebaris nomor tak dikenal memenuhi layar itu bersamaan dengan beberapa kalimat pesan singkat di bawahnya.
Suatu malam, selepas ia pulang dari syuting untuk film terbarunya, Lee Hee mendapati ponselnya berdering pertanda ada sebuah pesan baru saja masuk. Terlihat sebaris nomor tak dikenal memenuhi layar itu bersamaan dengan beberapa kalimat pesan singkat di bawahnya.
"Hai, Lee Hee. Aku penggemarmu. Kau memang aktris muda yang berbakat. 486."
Sekejap saja Lee Hee merasa tersanjung usai membaca itu dan cepat-cepat ia membalasnya dengan ucapan terima kasih. Di dalam pesan balasan tersebut, tak lupa Lee Hee bertanya, "Ngomong-ngomong, apa arti dari angka 486 itu?"
Tak lama kemudian, muncul lagi sebuah pesan masuk yang berasal dari nomor yang sama, dan pesan itu berbunyi, "Itu artinya aku sangat mencintaimu. 486."
Lalu sepanjang malam, Lee Hee menghabiskan waktunya dengan membalas pesan-pesan yang dikirim melalui nomor tak dikenal itu. Namun, lama kelamaan gadis itu merasa semakin tidak nyaman seiring dirinya yang setiap menit mendapati ponselnya terus berdering karena pesan masuk yang silih berganti.
Setelah beberapa hari Lee Hee dibuat tenang lantaran pesan dari penggemar itu berhenti merundungnya, lagi-lagi ia memperoleh sebuah pesan singkat yang mengatakan, "Lee Hee, malam ini kau sangat cantik. Aku masih bisa melihatmu berdiri di sana, mengenakan gaun merah muda yang halus, tapi kelihatannya kulitmu jauh lebih halus. 486."
Tanpa membalas pesan itu lagi, dengan tergesa Lee Hee kembali masuk ke dalam mobilnya. Ia pun memutuskan untuk membeli nomor ponsel baru, berharap ia mampu menghindari pesan-pesan yang semakin hari membuatnya merinding. Dan baru beberapa menit Lee Hee mengganti nomornya, tiba-tiba ponsel itu berbunyi kembali. Pertama ia pikir itu adalah pesan dari operator, namun ternyata...
"Hey, Lee Hee. Kau mengganti nomormu, ya? Dan kenapa tadi kau tiba-tiba masuk ke dalam mobil? 486."
Spontan Lee Hee merasakan napasnya tercekat. Jantungnya seperti melesak ke bawah perut. Dengan tangan gemetar, ia segera menonaktifkan ponselnya, lalu berniat menenangkan diri di dalam kamar apartemen pribadinya. Sepanjang perjalanan, mata Lee Hee selalu mengintai waspada, dan beruntung memang tidak ada siapa-siapa yang mengikuti mobilnya berhubung jalanan yang dilewati sangatlah sepi.
Setibanya ia di dalam kamar apartemen, sepasang matanya seketika bertumbuk pada sekeping CD yang dibiarkan tergeletak di atas meja. Di samping kepingan itu terdapat secarik kertas bertuliskan, "Untuk Lee Hee Kesayanganku. Semoga kau menyukainya."
Setelah sepersekian menit bergulat dengan rasa takut dan penasaran, akhirnya Lee Hee memberanikan diri untuk memutar CD itu pada pemutar disk-nya. Awalnya layar televisi masih gelap meski sudah dinyalakan. Selang beberapa detik, muncullah video rekaman sesosok badut dengan wajah coreng moreng yang mengerikan tampak menari-nari di dalam sebuah ruangan minimalis seraya tergelak-gelak layaknya seorang maniak.
Cepat-cepat Lee Hee mematikan video itu dan segera menghubungi manajernya untuk pindah rumah malam itu juga.
"Kau takut karena wajah badut itu?" tanya sang manajer sesampainya ia di kediaman Lee Hee.
Dengan wajah pias, Lee Hee menggeleng. "Bukan... bukan itu."
"Lalu?"
"Ruangan di dalam video itu," Lee Hee memberi jeda, menelan ludah dengan susah payah, "ruangan dalam video itu adalah kamar tidurku."
-FIN-
0 komentar