Authors: Agustin Sudjono, Al-Fian Dippahatang, Amaliah Black, Bella Vanilla, Chandra Widayanthi, Destira Park, Evi Sudarwanto, Franskin Shola, Idha Febriana, Jihan Nur Pratiwi, Laras Wati, Melati P Putri, Mertha Sanjaya, Nathalia Theodora, Novri Kumbara, Puput Palipuring, Redy Kuswanto, Reza Nufa, Rizky Siregar, Wulan Wahyuning Ratri, Zezana Andari.
Terbit: Maret, 2014
Tebal: 315 halaman
Penerbit: de Teens, Diva Press group.
Terbit: Maret, 2014
Tebal: 315 halaman
Penerbit: de Teens, Diva Press group.
Kuletakkan pistol di pinggir wastafel, lalu kugulung lengan kaus yang panjang. Belum sempat kubasuh wajah, kurasakan punggung dingin. Udara berdesir dekat telinga. Aku mengutuki cermin yang dipasang di kamar mandi. Memantulkan seraut wajah kacau yang lelah. Kupandangi kumis yang mulai tumbuh liar. Seharusnya aku ke Kuta untuk berlibur, bukan untuk hal-hal menjemukan.
Tiba-tiba seraut wajah wanita terpantul di cermin. Aku terkejut. Dengan spontan meraih kembali pistol, dan mengacungkan dengan liar ke sekelilingku. Kuatur napas. Aku tidak percaya bahwa aku merasa takut. Siapa wanita itu? Apa yang ia mau?
Kudengar bunyi berdecit. Kupandangi sekeliling. Kutemukan ada sesuatu tertulis di cermin kamar mandi, seolah-olah ada yang menuliskannya di atas selapis embun yang menggenang di sana.
M A R I A
Dikumpulkan dari event menulis #HororKotaNusantara, cerita-cerita menakutkan dan berakhir tragis bakal kamu temui di buku ini. Menjadi bukti bahwa makhluk-makhluk di luar sana teramat berbahaya, tidak akan ragu untuk menghabisimu kapan saja.... (Penerbit De Teens, Diva Press Group)
Oke, ini adalah cerpen pertama gue yang terbit secara nasional dan resmi (yang ga resmi, banyak). Selama ini gue terlalu ga pede ngikutin tulisan gue ke dalam even menulis lantaran takut ga menang *dasar payah*
Sejujurnya gue udah sering ngirim tulisan ke majalah-majalan tapi alhasil semua ga tau rimbanya. Gue sempet ngerasa kecil hati kan *nangis di balik pintu*
Tapi, berkat keisengan gue, berkat muka tembok gini, jadilah gue ngikut kompetisi menulis horor yang diselenggarakan oleh komunitas Kampus Fiksi dan Penerbit Diva Press. Awalnya gue ikut cuma karena iseng, ga mau ngarep kayak dulu lagi karena ga mau patah hati untuk yang kesekian kalinya.
Dan pada hari pengumuman, pas di sekolah, gue iseng (lagi) buka Hasil Penjurian Horor Kota Nusantara yang di-post di website Kampus Fiksi. Dan lalalalalalala nama gue ada di urutan nomer 6 ._. walaupun ga jadi pemenang utama, tapi gue udah jingkrak-jingkrak kayak orang kesetanan sampe satu kelas ikut heboh.
Bangga? Hn, jelas. Masalahnya waktu ditelusuri, ternyata saingannya kurang lebih ada 160 orang dan kebanyakan kontributor dalem antologi ini rata-rata orang yang udah lama nyemplung dalem dunia tulis menulis. Senior semua, coy! Ada alumni Kampus Fiksi, pelopor Komunitas Online Bimbing Menulis Novel, dan lain-lain sebagainya. Gue ngerasa kecil sendiri, masih bau kencur di antara para senior yang udah nerbitin buku berpuluh-puluh eksemplar. Jadi, inilah yang disebut keberuntungan tehehe
Ngomong-ngomong masalah antologi ini, pemenang utamanya adalah Chandra Widayanthi. Ceritanya keren, bersetting di Kuta, Bali. Pokoknya nyeremin, tapi mungkin sereman muka gue kali yak.
Nah, bagi yang pengen baca tulisan gue, ayok beli antologi ini! *emang lo siapa?*
Wassalam.
Tertanda,
Amaliah Black
0 komentar