Buntalan berbulu itu memiliki sepasang mata, dan
seketika punggungnya melengkung lantaran kaget mendengar sebuah bunyi gedebuk
yang keras.
Hari ini, tanggal 28 Oktober, mesin pengering baju, yang baru beberapa minggu lalu direparasi, kembali tidak berfungsi. Ini tidak bisa dibiarkan. Galahad mendengar
seseorang bergumam lalu menendang benda yang seharusnya sudah lama berakhir di
tempat rongsokan. Tapi, Galahad diam saja, dia memilih meringkuk di bawah sofa,
mengharapkan seseorang itu lekas pergi dan pulang membawakannya berkaleng-kaleng
Whiskas tuna. Ingat, seekor kucing tidak diwajibkan membayar pajak. Seekor
kucing juga bebas bermalas-malasan tanpa perlu takut kehabisan waktu.
Bunyi gedebuk itu lantas terdengar lagi, jauh lebih
kasar dari sebelumnya. Galahad melirik sejenak, dan tahu kalau hal tersebut
bukan sesuatu yang patut dikhawatirkan. Majikannya memang cepat marah;
perempuan itu akan menendang—atau memukul sekaligus memaki apa saja yang tidak
bekerja sesuai keinginannya.
Galahad sudah terbiasa.
“Demi Tuhan,” lagi-lagi perempuan itu bergumam,
lebih tepatnya mengeluh. “Akan kujual seluruh perabot yang ada di rumah ini.”
Kali ini yang menjadi sasarannya adalah dispenser.
Cepat-cepat perempuan itu menenggak segelas air
putih yang tidak dingin, tapi tidak juga panas. Galahad menatapnya dengan dagu
menempel di kedua lengan yang merebah di lantai.
“Jangan menghakimiku,” Galahad mendapati majikannya itu tiba-tiba berbicara padanya. “Hari ini aku akan keluar, ke laundry pakaian. Kau
mau makan apa?”
Whiskas tuna.
Galahad berharap dalam hati. Pupil matanya melebar.
“Oke, akan kubelikan Royal Canin dan sekaleng Friskies.”
Tidak! Aku mau
Whiskas tuna! Galahad memohon dalam diam, mencoba memberi isyarat dengan
gerakan telinga ke depan. Celakanya, perempuan itu terlalu dungu untuk
menangkap maksudnya.
Ketukan sepatu menggema menjauh, disusul dengan bunyi daun
pintu yang ditutup. Galahad memutar bola mata, mendengus, kemudian menjilati
bulu-bulu kuningnya yang baru saja disentuh perempuan itu.
Majikannya memang egois, nilai Galahad. Pantas saja
semua lelaki berakhir meninggalkannya. [ ]
0 komentar